Selasa, 18 Januari 2011

Etnoekologi

Manusia melakukan adaptasi dan interaksinya dengan alam mengembangkan budaya yang dimilikinya sehingga terjadi proses‐proses perubahan ekosistem. Kompleksitas interaksi antara manusia dengan alam tidak terlepas dari pengaruh biotik dan abiotik yang ada di lingkungan sekitarnya.
Semua ruang aktifitas manusia (antroposfera) dan budayanya dari generasi‐kegenerasi tidak bisa lepas dari atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan litosfer. Manusia sebagai penghuni bumi untuk kelestarian hidupnya tergantung pada kondisi atmosfer, biosfer, hidrosfer, dan litosfer sehingga dalam membahas ilmu etnoekologi kita tidak akan terlepas dari ilmu‐ilmu: sosiologi, antropologi, ekonomi, meteorologi, klimatolgi, geologi‐pedologi, geomorfologi, oceanologi, hidrologi, fitologi, dan zoology. Ilmu etnoekologi yang menjadi pokok pikirannya adalah lingkungan dan manusia, yang merupakan jembatan yang menghubungkan di antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan kemasyarakatan.

Ilmu etnoekologi walaupun dalam kajiannya banyak menyentuh bidang ilmu lain, misalnya: migrasi (sosiologi), komoditi yang diperdagangkan (ekonomi), ciri khas kehidupan kelompok masyarakat tertentu (antropologi), letak bujur dan lintang suatu daerah (ilmu geografi), ilmu etnoekologi sebenarnya menelaah watak khas suatu tempat dalam arti luas maupun sempit yang di huni oleh manusia/masyarakat. Ilmu etnoekologi akan tetap terikat oleh tempat tertentu atau lebih luas terikat pada wilayah atau Negara tertentu, yang memunculkan ciri khas yang ditampilkan pada wilayah tersebut akibat adanya manusia sebagai penghuni dengan segala aktifitasnya yang tak terbatas.

Untuk informasi selanjutnya mengenai  Etnoekologi silahkan download bukunya di link